Handwritten batik is a meticulous art form where skilled artisans create intricate designs using hot wax and dyes. Each piece is a masterpiece of craftsmanship and creativity.
Teknik pembuatan batik yang ditulis dilakukan dengan cara menuliskan bahan malam (hot wax) pada permukaan bahan kain setelah sebelumnya digambar motif batik dengan sketsa pensil. Proses penulisan cairan malam panas ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut canting tangan —yaitu alat seperti pena tinta dengan cawan kecil dibagian atasnya yang berisi cairan malam panas. Alat ini dipakai untuk menutup permukaan kain baik baik garis atau titik sampai membentuk gambar motif.
Setelah seluruh permukaan kain selesai ditulis dengan canting, tahap selanjutnya adalah pewarnaan, yaitu dengan metode pencelupan dengan bahan pewarna (sintetis ataupun alami) secara berulang kali, hingga mencapai warna yang diinginkan.
Selanjutnya, setelah kain dicelup zat pewarna, tahap selanjutnya adalah pelorodan, yaitu dengan merebus kain dengan air panas untuk merontokkan malam. Warna putih yang terlihat pada kain setelah proses pelorodan adalah hasil yang tidak terkena rendaman pewarna karena tertutup cairan malam (hot wax) dengan menggunakan alat canting tadi.
Harga batik asli tulis dijual cukup tinggi karena proses pembuatannya yang membutuhkan ketelitian, lama, dan lebih rumit jika dibandingkan batik cap. Perbedaan batik proses tulis dan batik proses cap yang paling mendasar adalah pada teknik pemalaman, dimana batik yang diproses tulis menggunakan alat canting tangan dan ditulis secara perlahan secara manual, sementara pada batik cap gambar motif dibuat dengan alat canting cap berupa cetakan motif berbahan tembaga yang menyerupai pola yang berulang atau ubinan.
